KUTAI TIMUR, SMARTNEWS – Dalam upaya memperbaiki status gizi dan menekan angka stunting, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutai Timur bekerja sama dengan Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Kalimantan Timur meluncurkan program pelatihan Konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA). Pelatihan yang berlangsung di Samarinda pada 4 November 2024 ini menyasar tenaga kesehatan dari puskesmas di seluruh Kutim yang berperan sebagai pengelola program gizi dan anak.
“Pelatihan ini penting untuk meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan kita dalam mendukung pemberian makan bayi dan anak yang tepat. Dengan dukungan Bapelkes, kami berharap tenaga kesehatan di Kutim dapat memberikan edukasi yang lebih baik kepada para orang tua mengenai gizi anak,” ujar Kepala Dinkes Kutim, Bahrani Hasanal, Selasa (5/11/2024).
Kegiatan konseling PMBA dirancang sebagai intervensi efektif dalam meningkatkan pemahaman orang tua dan pengasuh mengenai pemberian makan yang sesuai usia anak, cara penyimpanan makanan yang aman, serta cara merespons kebutuhan makan anak, baik saat sehat maupun setelah sakit. Bahrani menegaskan bahwa pelatihan ini menjadi langkah strategis dalam mencegah berbagai bentuk malnutrisi, termasuk stunting, wasting, dan obesitas.
“Kami ingin memberikan edukasi tentang pentingnya pemberian makanan yang benar mulai dari ASI, makanan pendamping ASI, hingga makanan keluarga. Semua aspek ini perlu diperhatikan mulai dari frekuensi, jumlah, hingga tekstur makanan sesuai tahapan usia anak,” tambah Bahrani.
Program Konseling PMBA juga mendukung pencapaian target 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak sebagai jendela kesempatan dalam menekan angka stunting. Menurut Bahrani, intervensi spesifik seperti PMBA diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata hingga 30 persen dalam penurunan angka stunting di Kutai Timur.
Dengan pelatihan ini, Dinkes Kutim berharap dapat membangun kesadaran gizi yang lebih kuat di masyarakat, sehingga tercipta generasi penerus yang sehat dan bebas dari masalah gizi. (*)