SMARTNEWS, KUTIM – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) di Kabupaten Kutai Timur semakin menarik minat investor. Setelah PT Palma Serasih Internasional (PSI), kini dua perusahaan besar lainnya, yakni PT Energi Agro Investama (EAI) dan PT Alkindo, bersiap untuk bergabung dan mengembangkan bisnisnya di kawasan industri ini.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Kutim, Darsafani, mengungkapkan bahwa PT EAI telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dan akan memproduksi turunan kelapa sawit, seperti halnya PT PSI. Bahkan, PT EAI berencana membangun bulking station untuk menampung minyak kelapa sawit.
Sementara itu, PT Alkindo juga telah menyatakan minat untuk berinvestasi di KEK MBTK. Perusahaan ini berencana membangun pabrik atap dan pabrik minyak. “PT Alkindo sudah menyampaikan rencana investasinya kepada kami, namun belum secara resmi menandatangani MoU,” ujar Darsafani.
Selain perusahaan dalam negeri, investor asing juga melirik KEK MBTK. PT Anhui Guangxin Agrichemical asal China, misalnya, berencana memproduksi pupuk kimia dengan memanfaatkan bahan baku dari Kota Bontang.
Dengan masuknya sejumlah perusahaan besar ke KEK MBTK, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kutai Timur. Selain menciptakan lapangan kerja, investasi ini juga akan meningkatkan pendapatan daerah melalui berbagai pajak dan retribusi.
“Kami optimistis bahwa KEK MBTK akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Kalimantan Timur,” ungkap Darsafani.
Meskipun prospeknya cerah, pengembangan KEK MBTK masih menghadapi beberapa tantangan, seperti penyediaan infrastruktur yang memadai dan regulasi yang mendukung iklim investasi. Namun, pemerintah daerah berkomitmen untuk mengatasi tantangan tersebut dan menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif bagi para investor. (*)