Kesehatan

Dinkes Kutim Genjot Imunisasi Kejar, Tekan Risiko Penyakit di Kalangan Anak

741
×

Dinkes Kutim Genjot Imunisasi Kejar, Tekan Risiko Penyakit di Kalangan Anak

Sebarkan artikel ini

KUTIM, SMARTNEWS – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) bergerak cepat memberikan tiga jenis imunisasi bagi anak-anak yang belum sempat mendapatkan perlindungan vaksin selama pandemi Covid-19. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk mengejar keterlambatan imunisasi yang sempat tertunda akibat pembatasan sosial di masa pandemi.

Program ini, yang dikenal sebagai “Imunisasi Kejar,” memungkinkan anak-anak menerima hingga dua dosis vaksin sekaligus untuk memenuhi kebutuhan imunisasi yang tertunda. Kepala Dinkes Kutim, Bahrani Hasanal, menegaskan bahwa program ini telah mendapat rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan sesuai dengan panduan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“IDAI dan WHO menyatakan, risiko bagi anak-anak yang belum imunisasi jauh lebih besar daripada risiko Covid-19,” ujar Bahrani pada Sabtu (02/10/2024). “Keterlambatan imunisasi bisa memicu ledakan kasus penyakit, seperti yang terjadi di Aceh dengan munculnya kembali kasus polio akibat banyak anak yang belum divaksinasi.”

Bahrani mengingatkan bahwa polio di Indonesia sebenarnya sudah tereliminasi sejak 2015. Namun, karena banyak anak tidak mendapat imunisasi selama pandemi, risiko penyebaran penyakit meningkat, mendorong pemerintah mengadakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio untuk mencegah lonjakan kasus serupa.

Mengacu pada Kementerian Kesehatan RI, program imunisasi ini mencakup Imunisasi Dasar Lengkap untuk bayi usia 0-11 bulan dengan dosis vaksin seperti HB0, BCG, DPT-HB-Hib, Polio, dan Campak Rubela. Untuk anak usia 18-24 bulan, tersedia imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib dan Campak Rubela, serta imunisasi lanjutan untuk anak sekolah dasar dalam program tahunan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah).

“Kami tidak ingin ada kasus penyakit di Kutim akibat keterlambatan imunisasi. Oleh karena itu, kami mengadakan Program Imunisasi Kejar untuk memastikan perlindungan kesehatan anak-anak di daerah ini,” tutup Bahrani.

Program ini diharapkan mampu menekan risiko penyakit di kalangan anak-anak dan memastikan setiap anak di Kutim mendapat perlindungan yang optimal. (*)